Reporter : Samri , Tia, dan Karin
Politani_Sicred, Minat masyarakat yang semakin agresif akan jenjang pendidikan membuat kemajuan di setiap bidang yang ada. Sebut saja kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah mahasiswa yang berminat untuk menggali potensi ilmu bidang pertanian. Ini terlihat dari jumlah mahasiswa yang telah melakukan registrasi dan terdaftar pada pada tahun ajaran 2011-2012 di kampus ini mencapai ± 420 orang. Peningkatan ini juga disertai dengan meningkatnya minat putra – putri daerah untuk menjajaki kehidupan kampus ini.
Walaupun pertambahan jumlah mahasiswa tidak begitu signifikan, akan tetapi menyebabkan dampak yang cukup berarti bagi aktivitas akademika di kampus ini. Hal nyata yang terlihat jelas adalah dengan meningkatnya pembangunan di sekitar kampus ini dalam selang waktu beberapa bulan kampus kembang ini telah membangun sebuah Gedung Serbaguna dan gedung perkuliahan baru, yang digunakan untuk jurusan Budidaya Tanaman Pangan, dan sebagian lagi digunakan untuk gedung perkuliahan.
Penambahan pembangunan ini ternyata belum berhenti sampai di situ saja. Tampak terlihat pondasi bangunan yang cukup kokoh telah berdiri di samping gedung jurusan budidaya tanaman pangan. Disinyalir gedung baru ini memiliki ciri yang sama dengan gedung yang di bangun sebelumnya. Menurut keterangan, gedung ini akan digunakan sebagai gedung jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, sekaligus sebagai ruang perkuliahan. Memang kenyataannya selama ini gedung jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan dan Jurusan Teknologi Pertanian terletak pada satu lokasi yang sama.
Menurut informasi yang di gali oleh reporter Sicred, pembangunan gedung yang sedang berlangsung ini memiliki luasan 24 x 60 m dengan 2 (dua) lantai. Perencanaan pembangunan gedung ini ditargetkan selama 5 (lima) bulan hari kerja kalender, yang di laksanakan mulai dari tanggal 14 juli 2011 sampai dengan 14 desember 2011. Total biaya pembangunan gedung tersebut menelan biaya sebesar Rp. 4. 198. 145. 000, dimana biaya tersebut di tanggung oleh APBN pusat tahun 2011.
Tampak pembangunan gedung kuliah baru yang sedang dilaksanakan
Dari wawancara yang kami lakukan dengan Bapak Ir. Benni Satria Ahmad M.P, beliau menjelaskan, “dilihat dari segi rancangan bangunan, gedung baru ini hampir mirip dengan gedung yang di bangun sebelumnya, hanya saja terdapat beberapa desain baru untuk interior ruangan.” Ruangan tenaga pengajar pada gedung ini berada di lantai 2, dimana antara ruang tersebut tidak diberikan sekat, dengan bentuk meja cluster, dan ruang Kepala Jurusan serta Sekretaris Jurusan berikut administrasinya terdapat penempatan khusus”, sambungnya kembali.
reporter pers sicred bersama Bapak Pembantu Direktur II Ir. Benny Satria Ahmad, M.P.
Pemegang proyek pembangunan gedung ini, dipercayakan pada PT Prima Jasa Tirta Lima, yang di rancang oleh Arsitektur dari Kota Padang, tepatnya PT Emtujuh. “Dalam pembangunan ini tak jarang di jumpai kendala - kendala yang menghambat pekerjaan seperti turunya hujan, namun hal ini bisa cepat dicarikan solusinya, misalnya dengan memakai baju anti hujan atau jaket”. tutur Bapak Soni Kristianto, S.T. Selaku managernya. “Dalam pembangunan ini kami mengerahkan 46 orang pekerja, yang di bagi menjadi 2 (dua) shift, dimana Shift pertama bekerja siang hari dimulai dari pukul 08.00 - 17.30 dan malam pukul 19.00 – 03.00 WIB,” cetusnya kembali.
Penggalian informasi kami tidak terhenti sampai di situ saja, terlihat bapak Soni, (panggilan akrab), selaku manajer pembangunan gedung ini tidak begitu sungkan untuk memberikan informasi yang beliau ketahui kepada kami. Beliau melanjutkan penjelasannya mengenai pembayaran upah pada karyawan. Dari penjelasannya, ada dua bentuk penerimaan upah yang berlaku di sini. Para pekerja di bagi dalam dua shift, dimana ada shift siang dan malam.
Beliau menuturkan, “Upah untuk pekerja siang berkisar antara Rp. 65. 000 – Rp. 75. 000 per hari, dengan ketentuan gaji yang di perhitungkan sesuai dengan keahlian pekerja”, berbeda dengan pekerja shift malam, mereka mendapatkan upah 2 (dua) kali lipat dari pekerja shift siang. Hal ini tentunya mengingat kondisi keadaan tubuh manusia yang butuh istirahat pada malam hari, tergantikan untuk bekerja,” sambungnya kembali. Mayoritas para pekerja berasal dari pulau Jawa dan beberapa dari warga lokal. Bagi para pekerja non lokal disediakan tempat penginapan khusus di sekitar pembangunan gedung baru tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar