Selasa, 16 Juni 2015
Kamis, 07 Mei 2015
About Indonesia West Sumatra Ming Solok Washed
17.03
No comments
About Indonesia West Sumatra Ming Solok Washed
This is a brand new washed coffee out of West Sumatra, making it’s first appearance in Australia this winter. This coffee comes from smallholder farmers in the village of Surian, Solok region, West Sumatra. The mill manager Edranovid is working very closely with our Sumatran partners at CV Yudi Putra to increase production and produce specialty grade coffee. At this stage there were only a few bags of specialty grade coffee that we were able to export, but by working very closely with our suppliers we’re hoping to increase this volume in the coming years.
The village of Surian is approximately 60 kms inland from the town of Padang, which is the capital of West Sumatra and the gateway to the famous Mentawai Islands. Smallholder farmers grow their coffee between 1250-1600 meters above sea level and harvest takes place between October to March every year.
This particular lot is a fully washed coffee, this is quite rare for Indonesia due to their unpredictable weather conditions. During harvesting only fully ripe cherry is picked and if underripe cherry ends up being picked it is removed by hand prior to further processing. The over-ripe cherry is separated in floatation tanks, so that only prime red cherry is sent to pulpers. Coffee is then pulped and the parchment is fermented for 36 hours in a dry fermentation. After the mucilage is removed, the clean and washed parchment is sent for drying. Coffee need to reach around 11% moisture level before it is ready to be hulled and bagged up for export.
About CV Yudi Putra
All our Sumatran coffees are directly sourced through a small family export company and our good friend “Dody Sayhrum” from CV Yudi Putra. CV Yudi Putra have an extensive network of small micro-mills in West Sumatra, North Sumatra and Aceh.
These guys are really breaking the mold of the old style Mandheling and Lintong. They have watched and reacted to the demands of the specialty coffee world and are working hard on quality systems- strict buying processes, separating lots, new processing styles and micro-milling. They are fortunate to own their own farm near Jumeroba in Lake Toba, which allows them to test and trial new ideas like honey processing, raised bed cherry drying and even traditional washed and fermented coffees.
Dody and his family really are leading the charge for specialty coffee production in Sumatra and MTC Group are proud to be working directly with them on improving qualities from this amazing region of the coffee world.
sumber:http://mtcgroup.com.au/our-coffee/read/Indonesia%20West%20Sumatra%20Ming%20Solok%20Washed/4608/
Senin, 17 Februari 2014
PENGURUS HKTI MANDAILING NATAL DI KUKUHKAN
00.39
No comments
MANDAILING NATAL
Sekteraris Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (PN HKTI) Dr. Ir. Benny Pasaribu. M,Ec menegaskan, untuk mencapai kemakmuran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Maka HKTI harus mandiri dan tidak boleh tergantung pada siapapun.
Menurutnya, untuk mencapai visi dan misi HKTI yakni pemberdayaan untuk meningkatkan kapasitas petani dan memperjuangkan nasib, harkat dan martabat petani. Serta penduduk pedesaan maupun pembangunan didunia pertanian yang saat ini masih terdapat ketimpangan. HKTI memerlukan patner dengan pemerintah dalam bentuk kerjasama untuk pencapaiannya.
Demikian dijelaskan Dr. Ir. Benny Pasaribu. M,Ec dalam sambutannya, pada acara pelantikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD HKTI) Mandailing Natal Sumatera Utara periode (2013-2018) di Hotel Internasional Payaloting, Payabungan, Kamis (24/14).
Dikatakan, kerjasama antara HKTI Madina dengan Pemerintah Kabupaten harus memberikan penghidupan bagi petani dan nelayan di daerah ini, maka akan terjadi tanda-tanda kemakmuran di daerah ini.
“Jika kerjasama itu tidak memberikan penghidupan bagi petani dan nelayan, maka daerah ini akan tenggelam. Tanah di Madina masih subur, sehingga harus dijadikan daerah percontohan komoditas ungulan untuk tujuan ekspor.
Menurutnya, HKTI telah melakukan kerjasama dengan TNI AD dalam rangka pemberdayaan masyarakat di bidang pertanian, karena HKTI berkeinginan agar petani di Indonesia termasuk di Madina, harus lebih baik dan maju demi peningkatan kesejahteraan mereka.
Sementara itu, Ketua DPD HKTI Madina, periode 2013-2018,Muhammad Yakuf Hasibuan dalam sambutannya, berjanji, DPD HKTI Madina akan selalu memberikan kontribusi kepada Pemda Madina serta semua stakeholder, yang konsen terhadap masalah pertanian.
HKTI merencanakan untuk membangun Pusat Percontohan dan workshop dalam rangka mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi pengelolaan pertanian yang modern, sesuai dengan tuntutan dan semangat globalisasi sebagai bentuk penjaminan atas solusi kemiskinan.
“Bagi HKTI Madina dalam perjalanan lima tahun ke depan, akan selalu merelevansikan setiap program aksi, seiring mewujudkan petani Indonesia yang makmur dan bermartabat dengan meningkatkan pendapatan petani, produktivitas pertanian serta mewujudkan swasembada pangan secara nasional, di mana menjadikan HKTI sebagai jembatan emas, dalam konteks daerah ini, maka kita buat petani menjadi orang terkemuka untuk ekonomi Madina yang lebih baik”, janjinya.
Kepengurusan DPP HKTI Madina periode 2013-2018 dipimpin oleh Muhammad Yakuf Hasibuan Sebagai ketua dan Khairul Anwar Hasibuan sebagai sekretaris. Pengurus berjanji dalam jangka seratus hari kedepan akan membuat gebrakannya.
Pemda Mandailing Natal yang diwakili oleh sekda sangat mendukung sekali adanya HKTI. Karena ikut mendorong dan menjadi mitra untuk kemajuan pertanian di Madina ini, untuk itu pemda akan selalu bekerja sama selalu dan untuk kepentingan bersama.
Acara pelantikan pengurus HKTI terlihat sangat meriah sekali dengan di hadiri oleh petani, pemda, TNI, kepolisian ,Camat,DPRD.Bank BRI , Tokoh Masyarakat, lembaga Sosial Masyarakat, dll. Kemudian dalam kegiatan ini juga ditampilkan hasil-hasil pertanian antara lain pupuk dan pakan ikan organik, kopi, buah-buahan serta bibit tanaman.
Pelantikan DPD sekaligus dengan DPC HKTI sekabupaten Madina, dan malamnya diikuti dengan rapat kerja HKTI secara bersama . dalam rapat kerja membahas program kerja yang ril dapat dilakukan lansung yang tentunya berdampak kepada pertanian.
HKTI madina siap melakukan gebrakanya, untuk pertanian, karena HKTI akan terus melakukan pendampingan dan kerja sama, dalam HKTI juga memiliki pengurus yang berkopentensi dan memiliki kemampuan teknis di biang pertanian, jadi HKTI optimis kedepan, akan ada sebuah perubahan pertanian di Madina Ini (Pebriyansah )
Selasa, 22 Januari 2013
Senin, 24 September 2012
Lintasan waktu
23.34
No comments
Lintasan waktu
Arah angin meniup daun
mahoni
Menjauhkan layatan dan
luapan
Menorehkan semangat
membangun jiwa
Melintasi masa-masa suksesi
Alrut dalam penantian sunyi
Menuai kabut pengharapan
Melukiskan sebuah penantian logis
Dimanakah ruang dan masa
Hantaran detik
menghantarkan jiwa
Menjelajah bumi yang entah
ujung
Menyarahkan jiwa dalam
bendungan hati
Tibalah sebuah lintasasan waktu
Yang tak bersimpang walau bertemu
Menjauhkan jiwa dalam raga
Hingga setumpuk masa dkan
kembali
kepada waktu yang di nanti
PEBRIYANSAH
INS KAYU TANAM, Jumat 24 febuari 2011
Calon Pemimpin Baru
23.33
No comments
Like
gamai singgalang
Calon Pemimpin Baru
Oleh PEBRIYANSAH*
"(menegakkan) kedaulatan
rakyat adalah mendidik rakyat supaya tahu berpikir, supaya tidak lagi membebek
di belakang pemimpin-pemimpin. supaya keinsafan rakyat akan hak dan harga diri
bertambah kaut dan pengetahuan tentang hal politik, hukum dan pemerintah
bertambah luas"
Mohammad
Hatta, 1933
Genderang sudah di lonchingkan
untuk perkibaran calon pemimpin kota Galamai bertanda akan di mulainya calon pemimpin yang
tepat sesuai kehendak dan amanah rakyat dengan berdasar kepada
perinsip-perinsip hidup manusia. Serta pemimpin yang mampu membuat rasa damai
aman bagai warga yang di peimpinya untuk tujuan masyarakat adil dan makmur.
Dalam rangka itu payakumbuh di hadapkan pada wilayah mencari siapakah yang
miliki kualitas yang bisa di pertanggung jawabkan untuk membawa daerah ini.
Dengan sinergi cita-cita untuk
maju menjadi orang no one di kota ini, dorongan hati nurani berbuat untuk orang
banyaklah yang harus di pertegas setiap kemauan insane untuk maju menjadi calon
pemimpin.
Jumlah beberapa kandidat yang
telah mendaftarkan pada Komisi yang di tugaskan untuk mengurus baralek gadang ini-pun sudah menerima
dengan penuh rasa untuk di ikutkan pada pentas pilihan walikota di kota ini.
Semangat para calon dan teampun
begitu besarnya untuk mengusung dan memajukan kader dan kandidatnya, entah itu
yang dibawa oleh porpolnya atau di bawa oleh jalur independent untuk memimpin
nantinya.
Semestinya para calon baru yang
akan siap tanding memiliki sebuah semangat untuk menjadi sepertia apa yang di
katakan Muhammad Hatta di atas tentanh hak-hak dan harga diri masyarakat
bertambah kuat. Dengan stimulus calon baru nantinya. Tentunya godokan konsep
yang pasti dan akurat harus di pasang mulai saat ini untuk menjadi orang yang
benar-benar di harapkan.
Pemimpin baru adalah sosok yang
mengawal dan menjadi kulitas apa yang di pimpinnya menjadi lebih meningkat dan
lebih baik lagi. Bukan hanya sebagai rasa bagak-bagakan untuk menampilkan
dirinya segai orang yasng memiliki kekuasaan dan kesebatanya yang semu.
Berhentilah berdusta dan
mendustakan untuk sebuah niat menjadi pemimpin karena akan dihantam dan
dilihatkan pada siapa sebenarnya wujud orang yang di nantikan.
Pemimpin baru hendaknya bukan
seperti baju baru yang ketika di gunakan akan habis dan luntur warnanya,
hendaknya semakin bergerak maju semakin memiliki arti dan peran nyata bagi
kelangsungan umatnya.
Akhirnya sebentar lagi tempo
waktu yang ada untuk menunggu-nunngu pemimpin baru ini muncul. Dengan waktu
yang sedikit lagi ini tentunya dapat di gunkan untuk menetapkan siapakah yang
pasti dan layak menjadi orang yang patut untuk di tempatkan.
Masyarakat luak hendaknya punya
pencerdasan yang baru dalam rangka menilai sebuah tawaran yang di berikan para
calon nantinya, supaya bahasa-bahasa kekesalan dan penyesalan jangan timbul
ketika muncul pemimpin baru nantinya.
Mari kita nantikan memimpibn baru
untuk kita dengan bernilai kualitas yang tulus iklas untuk mewujudkan idaman
masyakat lauak ini,l yakin usaha sampai.
*reporter pers sicred politani
*Sekretaris Umum Himpunan
Mahasiswa Islam Cabang Payakumbuh
Di muat di harian umum sinngalang
hal 26
Minggu, 15 Januari 2012
Hukum Penjajah untuk Anak Jajahan
05.24
3 comments
Hukum Penjajah untuk Anak Jajahan
Oleh : Ahmad Gazali *(
Ketika kita memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 hukum yang berlaku hukum penjajah untuk anak jajahan dan tak pernah kita ganti hingga detik ini. Tak salah Belanda baru mengakui secara de jure Kemerdekaan Indonensia tahun 2010. Sudah dua (2) Menteri Hukum ( Kehakiman dan Hak Asasi Manusia) yaitu Yusril Ihza Mahendra dan Patrialis Akbar berikhtiar mempersiapkan Draft KUHP (Kiktab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ) sesuai rasa keadilan bangsa Indonesia, mentok ditengah jalan.
Sebagai modal, kita telah memiliki Undang-undang kerajaan dan hukum Adat, nilai-nilai yang terkandung didalamnya tidak kalah universal dibanding perkembangan hukum dan hak asasi manusia mutkhir. Tinggal lagi bagaimana kita mentransfer idium-idium/bahasa lama (theosofi-tradisional) ke bahasa kini, salah satu contoh : hukuman mati. Yang terbukti bersalah diandam di rumah raja ( didekatkan pada orang yang khusus pekerjaannya menangani masalah akhlak dan budi pekerti).
Tidak dibunuh karena kita tak pandai bikin nyawa dan yang dibunuh laku jahiliyahnya. Manusiawi bukan ? Tentu saja draft dengan pendekatan kerangka/metode yang dibutuhkan kini dan akan datang. Kita telah memiliki begitu banyak pakar hukum dan hak asasi manusia. Amat disayangkan berputar-putar disitu saja, yang dirombak cuma ranting dan dahan, tidak pada pangkal masalah. Otomatis siapapun yang berkuasa setelah kemerdekaan diproklamirkan hingga kini terkesan menjajah dan kenyataannya kita sama rasakan serta kini mulai meledak.
Dengan sendirinya ada proteksi/perlindungan untuk penjajah, ini diduga kuat penyebab utama korupsi, kejahatan yang dilakukan oleh penguasa (penjajah-pen) untuk rakyat Indonesia ( anak jajahan-pen ) sulit dibongkar, apalagi diadili. Sepanjang pangkal masalah tidak kita benahi –hemat penulis- selama itu pula negara kita ini carut-marut, yang keluar dari mulut kita seputar bahasa kebun binatang.
Inilah yang penulis renungkan sejak lama karena merasa bukan berbasis hukum, akhirnya percikan pemikiran ini tertuliskan juga. Gamang menyaksikan begitu hebat-hebatnya pakar hukum kita di panggung negara tercinta ini. Dalam hati penulis:mudah-mudahan tidak salah!
*( Ahmad Gazali mantan wartawan, kini konsultan economic & engineering pada PT Nan Tembo
Konsultan. Berdomisili di Padang
Ahmad Gazali Alamat Kantor Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia ( PBHI) Wilayah Sumatera Barat Jl Belanti Barat 7 No 102 Kelurahan Lolong Kota Padang.
No kontak 0812928936- 081993302051
Akal-Akalan
05.23
No comments
Akal-Akalan
Oleh : Ahmad Gazali *
Kata akal-akalan terlalu sering kita dengar akhir-akhir ini, terutama menyaksikan para pemangku negara membela dirinya walau sudah nyata-nyata bersalah. Tidak semua masyarakat begitu dungu untuk bisa dikibuli terus menerus. Semutpun diinjak akan menggigit, konon manusia. Hanya keledai yang boleh terperasuk kedalam lubang yang sama dua kali, manusia seyogyanya tidak.
Kearifan tradisional meminta anak kemenakan : tidak menggunakan sembarang akal dari berapa macam akal yang dikemukakan: akal-akalan, akal tergumpal (orang bingung), akal terbalik (orang gila), akal menjalar –aka manjala liok jariang nak maisi- (akal ilmuwan yakni akal bertanya) dan akal yang sebenar akal (akal yang dimbimbing oleh wahyu). Yang boleh dipakai akal sebenar akal dan akal bertanya.
Komunitas pengguna adat alam minangkabau yang keluar dari mulutnya kata-kata pilihan dari bodi yang berharga. Setara dengan kata-kata Muhammad kepada Allah Swt atau sebaliknya. Yang terbersit dihati dibawa naik ke kepala diberi bingkai/metodologi dan yang terbetik di kepala dibawa turun ke hati diberi bungkus etika. Sehingga kata-kata yang keluar memiliki nilai luhur/universal. Sebetulnya pola ini –hemat penulis- salah satu modal dasar untuk menjadi warga global, bukan menjadi warga kelas sekian.
Sering kita saksikan anak-anak bicara, orang tuanya bilang. O anak saya bijak sekali, pada hal anak-anak itu baru ngeracau. Orang yang kelihatannya pandai bicara, dikatakan sudah hebat tanpa peduli kualitas pembicaraan.Lama kelama-an terbiasa, bila dikeritik akan berang karena dari kecil selalu dibilang : anak manis, ganteng, cantik , pokoknya serba wah tak ada yang salah. Theosofi-tradisional (budaya lama) kita belajar salah: salah dengar, salah duduk, salah mata dan seterusnya.
Orang yang tahu salah akan segera tahu mana yang betul, bila menerima kritik akan berterima kasih. Didunia ini selalu berpasangan karena yang maha tunggal itu hanya Allah Swt. Yang bisa meredam nafsu serakah, nafsu jahat yang memunculkan pola pikir akal-akalan dan kebingungan adalah komitmen kepada adat Islamiyah (Minangkabau) dan agama. Smoga !
*Ahmad Gazali mantan wartawan, kini konsultan econimic & engineering di PT Nan Tembo, berdomisi di Padang.
Ahmad Gazali : Alamat : Kantor Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Wilayah Sumatera Barat Jl Belanti Barat 7 no 101 Lolong Padang
\No Kontak : 081266928936-081993302051
Akademisi Fotocopy
05.22
No comments
Akademisi Fotocopy
Oleh Ahmad Gazali *(
Musuh dunia pendidikan adalah iirasionalitas akan lebih parah merasionalkan yang tak rasional (irrasionalitas) sebagai mata air akal tak sehat yang sering dikeluhkan belakangan. Mata air rasionalitas selama ini dikenal perguruan tinggi (PT) dimaksud mewabahkan ketengah masyarakat dengan harapan mencerdaskan kehidupan berbangsa cepat dicapai, keruh dihulu akan keruh hingga muara.
Ada pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat (Tri Dharma) yang terjadi pendidikan dan pengajaran, penelitian, keduanya jalan dan berkaitan dengan pengabdian masyarakat mahasiswa justru gotong royong, bikin jalan dan semacamnya, tak nyambung penelitian dosen dengan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa. Hal seperti ini terus bergulir seakan sudah menjadi kewajaran.
Sebagian yang tamat menjadi dosen di almamaternya, pada gilirannya mereka yang tak punya pengalaman menerapkan hasil penelitian menjadi dosen pula. Akibatnya, yang dipindahkan ke kepala mahasiswa isi buku, bukan menjelaskan pengalaman dan hasil analisi dari menerapkan isi buku atau hasil penelitian. Membaca buku agaknya lebih mudah mahasiswa kini karena banyak pasilitas yang bisa digunakan lewat dunia maya, misalnya.
Mahasiswa diperlakukan seperti di taman kanak-kanak, ini dirasakan betul oleh mahasiswa asal negara maju yang kuliah disini. Catatan kuliah hanya berguna untuk ujian, tak dapat bermanfaat untuk dibawa pulang, apalagi bisa diajarkan ke masyarakat. Jadilah yang dituntut, ilmu yang berguna bukan ilmu yang bermanfaat seperti diamanahkan ajaran agama wahyu.
Industri Otak?
Dipersubur oleh dimana-mana ada pabrik pembuatan skripsi, tesis dan disertasi, sudah bukan rahasia lagi. Ada saja oknum dari PT daerah ini bergerilya di perpustakaan beberapa PT ternama di pulau Jawa mencari contoh skripsi, tesis dan disertasi sesuai pesanan terutama ilmu-ilmu sosial. Berapa banyak dana riset yang berbasis teknologi harus kembali ke pusat karena PT kita yatim teknologi. Berapa banyak tenaga peneliti yang kita kirim, dipulangkan karena memalsu data.
Masih betul jalannya antara lain, teknik, kedokteran, sesudah mendapat Drs Med, diperlukan praktek (Co Ast) 2 tahun untuk menyandang gelar profesi dokter, begitu pula hukum, untuk jadi advokat, hakim, jaksa, notaris tambah 2 tahun magang, farmasi untuk menjadi apoteker tambah 2 tahun, begitu untuk menjadi konsultan. Menyandang gelar profesi memiliki kopetensi terlebih dulu mendapatkan pengakuan dari lembaga profesi di bidangnya.
Tidak otomatis tamat ilmu komputer, lalu ahli komputer, sertikasi ahli dikeluarkan oleh lembaga profesi. Begitu pula psykhologi menjadi psykolog terlebih dulu harus mendapat pengakuan dari lembaga profesi para psykolog.
Benarkah di daerah kita ada industri otak ? Mungkinkah mahasiswa akan cerdas, bila tak boleh bertanya karena sang dosen takut/khawatir tak bisa menjawab pertanyaan, lalu membentengi diri sok seram, menggunakan kekuasaan dengan ancaman, mau lulus atau tidak. Nasib nilai anda ditanganku, kata dosen sesuai otoritas yang diizinkan.
Kita tidak menafikan banyak hal positif, misalnya di Universitas Negeri Padang (UNP) semasih IKIP ada jurusan Filsafat, kini hilang. Tapi ada tenaga air untuk listrik mini yang masih operasional di pedesaan dinikmati masyarakat. Di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ada jurusan Akidah Filsafat, mahasiswanya tak lebih 10 orang tiap tahunnya. Adakah pencarian ilmu ? Bila ada bisa kita ketahui, bidang apa yang ditemukan, siapa atau tim mana yang menemukan ilmu baru yang bermanfaat itu.
Kita juga menyaksikan di Universitas Bung Hatta pada awalnya Faklutas Industri dan Fakultas Perikanan banyak peminat, selain masih langka , ada harapan tamat nanti mudah cari kerja. Apa boleh buat ditengah masyarakat belum diterima karena didaerah ini minim industri. Tak ada tempat praktek yang memadai, ujung-ujungnya minim pengalaman.
Jumlah mahasiswa UNP kini sekitar 37.000 dan Universitas Andalas (Unand) seputar 18.000 Perbandingan yang mecolok, selamanya jumlah mahasiswa IKIP dulu belum pernah melebihi jumlah mahasiswa Unand. Menurut Prof Helmi dari Unand : setelah di akreditasi ternyata kualitas Unand dibawah Universitas Bengkulu dan UNP. Tulisan Helmi dimuat di media masa 6 tahun lalu.
Diam-diam masyarakat berburu kualitas, tak sanggup lagi dibodohi dengan bahasa iklan bahwa sarjana adalah segala-galanya. Bandingkan dengan setiap Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) saat wisuda yang tak pernah lupa memesankan : “ijazah sarjana yang anda peroleh dengan susah payah hari ini adalah pertanda bahwa anda memulai menjadi mahasiswa baru ditengah masyarakat”, sehingga para wisudawan keluar dari kampus dengan kepala tunduk.
Ditingkat Sekolah Dasar (SD) diajarkan : haram kali haram sama dengan halal ( - x - = + ) matematika, betul demikian adanya untuk para ahli. Ajaran agama mana yang bisa menerima haram klali haram sama dengan halal? Sedangkan haram kali halal saja sama dengan haram ( - x + = - ).
Pertanyaannya, sudah pantaskan diajarkan kepada anak SD haram kali haram sama dengan halal ?.
Irrasionalitas musuh utama pendidikan.
Tulisan ini tidak bermaksud menafikan hal yang positif apa yang dilakukan oleh PT kita didaerah ini, pengamatan penulis selama tidak kurang seperempat abad berstautin di sini, kenyataan ini patut kita pertanyakan sebagai langkah koreksi, kita ingin kualitas PT semakin baik. Selama ini kita pentingkan kwantitas, jumlah PT sudah banyak dan kini kita wajib berburu kualitas agar Industri Otak yang sering kita iklankan, ke depan terujud hendaknya.****
(Ahmad Gazali adalah mantan wartawan,
kini Konsultan Economic & Engineering di PT Nan Tembo, berdomisili di Padang)
- Alamat: Ahmad Gazali Kantor Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Wilayah Sumatera Barat Jl Belanti Barat 7 No 101 Lolong Padang
Nomor kontak : 081266928936 - 081993302051
Jumat, 18 November 2011
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh “Kuantitas Meningkat, Tanaman Beton Bertaburan”
20.18
No comments
Reporter : Samri , Tia, dan Karin
Politani_Sicred, Minat masyarakat yang semakin agresif akan jenjang pendidikan membuat kemajuan di setiap bidang yang ada. Sebut saja kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah mahasiswa yang berminat untuk menggali potensi ilmu bidang pertanian. Ini terlihat dari jumlah mahasiswa yang telah melakukan registrasi dan terdaftar pada pada tahun ajaran 2011-2012 di kampus ini mencapai ± 420 orang. Peningkatan ini juga disertai dengan meningkatnya minat putra – putri daerah untuk menjajaki kehidupan kampus ini.
Walaupun pertambahan jumlah mahasiswa tidak begitu signifikan, akan tetapi menyebabkan dampak yang cukup berarti bagi aktivitas akademika di kampus ini. Hal nyata yang terlihat jelas adalah dengan meningkatnya pembangunan di sekitar kampus ini dalam selang waktu beberapa bulan kampus kembang ini telah membangun sebuah Gedung Serbaguna dan gedung perkuliahan baru, yang digunakan untuk jurusan Budidaya Tanaman Pangan, dan sebagian lagi digunakan untuk gedung perkuliahan.
Penambahan pembangunan ini ternyata belum berhenti sampai di situ saja. Tampak terlihat pondasi bangunan yang cukup kokoh telah berdiri di samping gedung jurusan budidaya tanaman pangan. Disinyalir gedung baru ini memiliki ciri yang sama dengan gedung yang di bangun sebelumnya. Menurut keterangan, gedung ini akan digunakan sebagai gedung jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, sekaligus sebagai ruang perkuliahan. Memang kenyataannya selama ini gedung jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan dan Jurusan Teknologi Pertanian terletak pada satu lokasi yang sama.
Menurut informasi yang di gali oleh reporter Sicred, pembangunan gedung yang sedang berlangsung ini memiliki luasan 24 x 60 m dengan 2 (dua) lantai. Perencanaan pembangunan gedung ini ditargetkan selama 5 (lima) bulan hari kerja kalender, yang di laksanakan mulai dari tanggal 14 juli 2011 sampai dengan 14 desember 2011. Total biaya pembangunan gedung tersebut menelan biaya sebesar Rp. 4. 198. 145. 000, dimana biaya tersebut di tanggung oleh APBN pusat tahun 2011.
Tampak pembangunan gedung kuliah baru yang sedang dilaksanakan
Dari wawancara yang kami lakukan dengan Bapak Ir. Benni Satria Ahmad M.P, beliau menjelaskan, “dilihat dari segi rancangan bangunan, gedung baru ini hampir mirip dengan gedung yang di bangun sebelumnya, hanya saja terdapat beberapa desain baru untuk interior ruangan.” Ruangan tenaga pengajar pada gedung ini berada di lantai 2, dimana antara ruang tersebut tidak diberikan sekat, dengan bentuk meja cluster, dan ruang Kepala Jurusan serta Sekretaris Jurusan berikut administrasinya terdapat penempatan khusus”, sambungnya kembali.
reporter pers sicred bersama Bapak Pembantu Direktur II Ir. Benny Satria Ahmad, M.P.
Pemegang proyek pembangunan gedung ini, dipercayakan pada PT Prima Jasa Tirta Lima, yang di rancang oleh Arsitektur dari Kota Padang, tepatnya PT Emtujuh. “Dalam pembangunan ini tak jarang di jumpai kendala - kendala yang menghambat pekerjaan seperti turunya hujan, namun hal ini bisa cepat dicarikan solusinya, misalnya dengan memakai baju anti hujan atau jaket”. tutur Bapak Soni Kristianto, S.T. Selaku managernya. “Dalam pembangunan ini kami mengerahkan 46 orang pekerja, yang di bagi menjadi 2 (dua) shift, dimana Shift pertama bekerja siang hari dimulai dari pukul 08.00 - 17.30 dan malam pukul 19.00 – 03.00 WIB,” cetusnya kembali.
Penggalian informasi kami tidak terhenti sampai di situ saja, terlihat bapak Soni, (panggilan akrab), selaku manajer pembangunan gedung ini tidak begitu sungkan untuk memberikan informasi yang beliau ketahui kepada kami. Beliau melanjutkan penjelasannya mengenai pembayaran upah pada karyawan. Dari penjelasannya, ada dua bentuk penerimaan upah yang berlaku di sini. Para pekerja di bagi dalam dua shift, dimana ada shift siang dan malam.
Beliau menuturkan, “Upah untuk pekerja siang berkisar antara Rp. 65. 000 – Rp. 75. 000 per hari, dengan ketentuan gaji yang di perhitungkan sesuai dengan keahlian pekerja”, berbeda dengan pekerja shift malam, mereka mendapatkan upah 2 (dua) kali lipat dari pekerja shift siang. Hal ini tentunya mengingat kondisi keadaan tubuh manusia yang butuh istirahat pada malam hari, tergantikan untuk bekerja,” sambungnya kembali. Mayoritas para pekerja berasal dari pulau Jawa dan beberapa dari warga lokal. Bagi para pekerja non lokal disediakan tempat penginapan khusus di sekitar pembangunan gedung baru tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)